A. Konsep Sehat
1. Konsep Sehat Bedasarkan 5 Dimensi
· Dimensi
emosional
Kemampuan emosional
adalah kemampuan stress dan mengekspresikan emosinya yang dapat di terima oleh
orang lain. Kesehatan emosi mencakup kemampuan untuk bertanggung jawab, menerima,
dan menyamaikan perasaannya serta dapat menerima keterbatasan orang lain.
· Dimensi
Intelektual
Kemampuan belajar dan
menggunakan informasi secara efektif antar personal, keluarga, dang
pengembangan karier. Kesehatan intelektual meliputi usaha untuk secara
terus-menerus tumbuh dan belajar untuk beradaptasi secara efektif dengan
perubahan baru.
· Dimensi
Sosial
Kemampuan social adalah
kemampuan berinteraksi secara baik dengan sesame dan lingkungannya, dapat
menjaga dan mengembangkan keakraban individu, dan dapat menghargai serta
toleran terhadap setiap pendapat dan kepercayaan yang berbeda.
· Dimensi
Fisik
Secara umum, manusia
dalam dimensi ini mampu mempraktikan gaya hidup yang positif. Kemampuan fisik
adalah kemampuan menyelesaikan tugasnya sehari-hari, pencapaian kebugaran
(seperti kardiovaskular, paru, dan gastrointestinal), menjaga nutrisi tetap
adekuat, dan ketepatan proporsi tubuh dari timbnan lemak, bebas dari penggunaan
obat-obatan,alcohol, dan rokok.
· Dimensi
Spiritual
Percaya adanya beberapa
kekuatan (seperti alam, ilmu pengetahuan, agama, dan bentuk kekuatan lain) yang
diperlukan manusia dalam mengisi kehidupannya. Setiap individu memiliki nilai
moral, dan etika yang dianutnya.
2. Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental
Pada sejarahnya,
kesehatan mental terbagi menajdi dua periode, yakni pada periode perkembangan
kesehatan mental zaman pra-ilmiah dan periode perkembangan kesehatan mental
zaman ilmiah.
Pada zaman kesehatan pra
ilmiah dapat dipelajari mulai zaman purba hingga zaman renaissance. Pada zaman
purba, penyakit fisik disamakan dengan penyakit mental, sehingga jika ada
seorang sakit kepala, maka akan sama dengan penyakit gila yang disebabkan
mantra-mantra dari orang lain yang dianggap musuh. Adapun faktor mental yang
biasanya terjadi pada manusia purba dikarenakan oleh beberapa sebab,
diantaranya adalah masalah kebutuhan hidup manusia purba (kebutuhan makanan)
dengan hidup nomaden dan kekhawatiran perasaan saat melakukan perburuan atau
menghadapi hewan buas atau predator. Pada zaman purba, manusia purba yang
mengalami sakit fisik atau psikis ditolong dengan psikolog atau psikeater zaman
tersebut. Para psikolog atau psikeater pada zaman purba adalah dukun-dukun yang
biasanya para cendekiawan yang ada dalam kelompok. Jika ada penyakit mental
atau fisik yang diderita oleh manusia purba terus berlanjut, maka dukun tidak
segan-segan untuk membinasakannya.
Pada peradaban awal,
orang-orang yang gangguan secara mental mulai menjadi hal yang wajar,
orang-orang yang mengalami gangguan mental pada saat itu dirawat oleh
tukang-tukang sihir. Pada zaman Babilonia dan Ninive, seorang tang terkena
gangguan mental dihubungkan dengan setan dan penyembuhannya dilakukan dengan
ritual-ritual atau upacara-upacara agama atau magis, agar setan yang ada dalam
tubuh orang yang terkena gangguan mental dapat keluar. Dalam peradaban Mesir,
kesehatan mental dihubungkan dengan hal-hal yang magis, meskipun peradaban
dalam hal ilmu kesehatan sudah maju dan rasional dalam beberapa hal.
Pada peradaban Yahudi,
orang yang terkena gangguan mental, dihubungkan dengan hukuman dari Tuhan, dan
cara yang paling tepat adalah dengan melakukan taubat. Persia, kesehatan mental
berhubungan dengan disebabkan oleh setan-setan, sehingga cara penyembuhan orang
yang terkena gangguan mental dengan cara-cara yang magis dan keagamaan. Pada
daerah China, India dan Timur Jauh, kesehatan mental seseorang ditinjau dari
ketidakseimbangan alamiah antara Yin dan Yang . di India, kesehatan mental
dikaitkan dengan dewa-dewa Hindu, yakni Vishnu (kekuatan baik) dan Shiva
(kekuatan jahat). Di Afrika, kesehatan mental pada seseorang yang terkena
gangguan mental dikaitkan dengan nenek moyang yang marah, roh-roh jahat dan
musuh.
Abad Pertengahan (Abad
Gelap) : Dancing mania, Ilmu Sihir (Kepercayaan terhadap Demonologi), Perawatan
Pasie Sakit Mental di Lembaga; Zaman Renaissance: Switzerland, Jerman, Inggris,
Prancis. Pada abad ini, exorcisme dianggap penting, (Hidayat & Herdi,
2013).
Kesehatan mental dan
proses penyembuhan seorang yang sakit menggunakan mantra-mantra. Meskipun sudah
dianggap modern pada ilmu kedokterannya, mantra-mantra dan jimat ini dianggap
salah satu teknik yang rasional dan sah dalam ilmu kedokteran. Adapun beberapa
peristiwa yang terjadi di abad pertengahan adalah dancing mania. Dancing mania atau
kegilaan massa atau disebut choreomania (tarian liar) terjadi di Eropa dalam
periode abad X dan XV, dimana sejumlah besar orang menari secara liar dan tak
terkendali sampai kehabisan tenaga (Hidayat & Herdi, 2013).
Pada abad ke-15 sampai
ke-18, gangguan mental masih dianggap dengan kerasukan setan, dengan cara
penyembuhannya adalah menghukum atau menyiknya seseorang yang terkena gangguan
mental. Pada abad ini juga berkembang adnaya kepercayaan hadirnya tukang-tukang
sihir yang membuat sihir keada orang-orang. Sehingga, pada saat itu, yang
terduga sebagai tukang-tukang sihir sangat dicari, dan berhenti secara resmi di
Amerika pada tahun 1700 (Hidayat & Herdi, 2013).
Perkembangan Kesehatan
Mental Zaman Ilmiah : Abad XVII-Abad XX (Prancis, Inggris, Jerman, Italia,
Amerika Latin, Amerika Serikat; Psikiatri, Gangguan Mental Tidak Dianggap
sebagai Orang Sakit; Gangguan Mental Dianggap Tidak Sakit; Melawan Diskriminasi
terhadap Gangguan Mental.
Pada zaman Ilmiah sekitar
abad ke-18 yang dilihat sebagai zaman rasio, yakni perhatian dipusatkan pada
pada klasifikasi dan sistem (Hidayat & Herdi, 2013). Kemajuan dalam bidang
ilmu kedokteran terlihat sangat maju, terutama dalam bidang pengobatan.
3. Pendekatan Kesehatan Mental
· Orientasi
Klasik
orientasi klasik
mengemukakan orang yang sehat berarti orang yang tidak mempunyai berbagai
keluhan yang berakibat sakit untuk dirinya di dalam kehidupan sehari-hari.
Seperti tidak cepat merasa lelah, cemas, tidak percaya diri, cepat putus asa,
perasaan tidak berguna dan lain sebagainya. Biasanya ranah cakupan orientasi klasik
ini banyak berkembang didunia kedokteran.
· Orientasi
Penyesuaian Diri
orang dikatan sehat
apabila ia mampu bergaul dengan orang-orang disekitarnya. Karena manusia adalah
makhluk sosial yang tidak akan pernah bisa untuk hidup sendiri tanpa bantuan
orang lain.
· Orientasi
Pengembangan Potensi
orang dikatakan sehat
apabila ia berhasil mengembangkan dirinya sesuai dengan bakat dan kreativitas
yang ia miliki sehingga ia bisa dihargai oleh masyarakat diluar sana.
B. Teori Kepribadian Sehat
I. Aliran
Psikoanalisis
· Pandangan
Psikodinamika Tentang Kepribadian Sehat
Psikoanalisis adalah
cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya, sebagai
studi fungsi dan perilaku psikologis manusia. Aliran psikoanalisa melihat
manusia dari sisi negatif, alam bawah sadar (id, ego, super ego), mimpi dan
masa lalu. Aliran ini mengabaikan Potensi yang dimiliki oleh manusia. Manusia
pada dasarnya ditentukan oleh energi psikis dan pengalaman-pengalaman dini.
Kepribadian Sehat
Psikoanalisa:
a. Pada alam pikiran tidak sadar dan
kreativitas sebagai kompensasi untuk masa anak- anak yang traumatis.
b. Individu bersifat egois, tidak
bermoral, dan tidak mau tahu kenyataan.
c. Manusia sebagai homo valens dengan
berbagai dorongan dan keinginan
d. Motif-motif dan konflik tak sadar
adalah sentral dalam tingkah laku sekarang
e. Manusia didorong oleh dorongan
seksual agresif
f. Perkembangan dini penting karena
masalah-masalah kepribadian berakar pada konflik-konflik masa kanak-kanak yang
direpresi.
Freud membagi mind ke dalam consciousness, preconsciousness
dan unconsciousness . Dari ketiga aspekkesadaran, unconsciousness adalah yang
paling dominan dan paling penting dalam menentukan perilaku manusia (analoginya
dengan gunung es).
Freud juga membagi perkembangan kepribadian, tahap
perkembangan psikoseksual menjadi 5 tahap/stages, yaitu :
a. Oral
b. Anal
c. Phalic
d. Laten
e. Genital
Keperibadian yang normal (sehat) :
1) Kepribadian yang sehat menurut Freud adalah jika individu
bergerak menurut pola perkembangan yang ilmiah.
2) Hasil dari belajar dalam mengatasi tekanan dan kecemasan.
3) Kesehatan mental yang baik adalah hasil dari keseimbangan
antara kinerja super ego terhadap id dan ego. Prayitno (1998:42)
Dalam aliran Psikoanalisa ini bisa dibilang manusia adalah
korban tekanan biologis dan konflik masa kanak-kanak. Aliran ini melihat dari
sisi negative individu, alam bawah sadar (id,ego,superego, mimpi dan masa lalu.
Pandangan kaum psikoanalisa, hanya memberi kepada kita sisi yang sakit atau
kurang, ‘sisi yang pincang’ dari kodrat manusia, karna hanya berpusat pada
tingkah laku yang neuritis dan psikotis. Sigmund freud dan orang-orang yang
mengikuti ajarannya mempelajari kepribadian yang terganggu secara emosional,
bukan kebribadian yang sehat; atau kebribadian yang paling buruk dari kodrat
manusia, bukan yang paling baik.
II.
Aliran
Behavioristik
·
Pandangan
Behavioristik Tentang Kepribadian Sehat
Teori belajar behavioristik
adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage danBerliner tentang perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Aliran behaviorisme memperlakukan
manusia sebagai mesin, yaitu di dalam suatu system kompleks yang bertigkah laku
menurut cara-cara yang sesuai dengan hukum. Dalam pandangan kaum behavioris,
individu digambarkan sebagai suatu organisme yang bersifat baik, teratur, dan
ditentukan sebelumnya, dengan banyak spontanitas, kegembiraan hidup,
berkreativitas, seperti alat pengatur panas.
Behaviorisme ingin
menganalisis bahwa perilaku yang tampak saja yang dapat diukur, dilukiskan, dan
diramalkan. Behaviorisme memandang pula bahwa ketika dilahirkan, pada dasarnya
manusia tidak membawa bakat apa-apa. Manusia akan berkembang berdasarkan stimulus
yang diterimanya dari lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang buruk akan
menghasilkan manusia buruk, lingkungan yang baik akan menghasilkan manusia
baik. Kaum behavioris memusatkan dirinya pada pendekatan ilmiah yang
sungguh-sungguh objektif. Kaum behavioris mencoret dari kamus ilmiah mereka,
semua peristilahan yang bersifat subjektif, seperti sensasi, persepsi, hasrat,
tujuan, bahkan termasuk berpikir dan emosi, sejauh kedua pengertian tersebut
dirumuskan secara subjektif. Fungsionalisme Menjadi dasar bagi behaviorisme
melalui pengaruhnya pada tokoh utama behaviorisme. Dasar pemikiran Watson yang
memfokuskan diri lebih proses mental daripada elemen kesadaran, fokusnya
perilaku nyata dan pengembangan bidang psikologi pada animal psychology dan
child psychology adalah pengaruh dari fungsionalisme.
Kepribadian sehat
behavioristik :
a. Manusia adalah makhluk perespon;
lingkungan mengontrol perilaku.
b. Manusia tidak memiliki sikap diri
sendiri
c. Mementingkan faktor lingkungan
d. Menekankan pada faktor bagian
e. Menekankan pada tingkah laku yang
nampak dengan mempergunakan metode obyektif.
f. Sifatnya
mekanis mementingkan masa lalu
3 prinsip dalam aliran
behaviorisme:
1) Menekankan respon
terkondisi sebagai elemen atau pembangun pelaku. Kondisi adalah lingkungan
external yang hadir di kehidupan. Perilaku muncul sebagai respon dari kondisi
yang mengelilingi manusiadan hewan.
2) Perilaku adalah
dipelajari sebagai konsekuensi dari pengaruh lingkungan maka sesungguhnya
perilaku terbentuk karena dipelajari. Lingkungan terdiri dari pengalaman baik
masa lalu dan yang baru saja, materi fisik dan sosial. Lingkungan yang akan
memberikan contoh dan individu akan belajar dari semua itu.
3) Memusatkan pada
perilaku hewan. Manusia dan hewan sama, jadi mempelajari perilaku hewan dapat digunakan
untuk menjelaskan perilaku manusia.
Kaum behavioris lebih
dikenal dengan teori belajar, karena menurut mereka, seluruh perilaku manusia,
kecuali insting, adalah hasil belajar. Kaum behavioris sangat mengagungkan
proses belajar, terutama proses belajar asosiatif atau proses belajar
stimulus-respon, sebagai penjelasan terpenting tentang tingkah laku manusia.
III.
Aliran
Humanistik
·
Pandangan
Humanistik Tentang Kepribadian Sehat
Menurut aliran humanistik
kepribadian yang sehat, individu dituntut untuk mengembangkan potensi yang
terdapat didalam dirinya sendiri. Bukan saja mengandalakan
pengalaman-pengalaman yang terbentuk pada masa lalu dan memberikan diri untuk
belajar mengenai suatu pola mengenai yang baik dan benar sehingga menghasilkan
respon individu yang bersifat pasif.
Ciri dari kepribadian
sehat adalah mengatualisasikan diri, bukan respon pasif buatan atau individu
yang terimajinasikan oleh pengalaman-pengalaman masa lalu. Aktualisasi diri
adalah mampu mengedepankan keunikan dalam pribadi setiap individu, karena
setiap individu memiliki hati nurani dan kognisi untuk menimbang-nimbang segala
sesuatu yang menjadi kebutuhannya. Humanistik menegaskan adanya keseluruhan
kapasitas martabat dan nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri dan
mengatualisasikan diri.
Menurut Abraham Maslow
Orang yang sehat secara Psikologis adalah orang yang terpenuhi akan
kebutuhan-kebutuhan ini
1) Kebutuhan-kebutuhan fisiologis (the
physiological needs)
2) Kebutuhan-kebutuhan rasa aman (the safety
needs / the security needs)
3) Kebutuhan rasacinta dan memiliki (the love
and belongingness needs)
4) Kebutuhan akan penghargaan diri (the
self-esteem needs)
5) Kebutuhan akan aktualisasi diri (the
self-actualization needs)
· Membedakan
Aliran Psikoanalisis, Behaviorisme, Humanistik Tentang Kesehatan Mental
Psikoanalisa
melihat manusia dari sisi
negatif, alam bawah sadar (id, ego, super ego), mimpi dan masa lalu. Aliran ini
mengabaikan Potensi yang dimiliki oleh manusia. Pandangan kaum psikoanalisa,
hanya memberi kepada kita sisi yang sakit atau kurang, ‘sisi yang pincang’ dari
kodrat manusia, karna hanya berpusat pada tingkah laku yang neuritis dan
psikotis.
Behaviorisme
memperlakukan manusia
sebagai mesin, yaitu di dalam suatu system kompleks yang bertigkah laku menurut
cara-cara yang sesuai dengan hukum. Dalam pandangan kaum behavioris, individu
digambarkan sebagai suatu organisme yang bersifat baik, teratur.
Humanistik
menganggap setiap orang
memiliki kemampuan untuk lebih baik, manusia jauh lebih banyak memiliki potensi.
IV.
Pendapat
Allport
· Perkembangan
Propium Sebagai Dasar Perkembangan Kepribadian Yang Sehat
Proprium
adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan ego. Proprium menggambarkan ego
sebagai sesuatu yang dengan segera dapat kita sadari meliputi perasaan
jasmaniah, identitas diri, harga diri, rasa keakuan, gambaran diri. Proprium
tidak dibawa sejak lahir melainkan berkembang karena perkembangan individu.
Allport menghindari ego sebagai penggerak utama kepribadian.
1.“Diri”
Jasmaniah
2.
Identitas-diri.
3.
Harga-diri.
4.
Perluasan diri.
5.
Gambaran diri.
6.
Diri sebagai Pelaku Rasional.
7.
Perjuangan proprium
· Ciri
– Ciri Keprbadian Yang Matang Menurut Allport
Berikut
adalah tujuh kriteria dari Allport tentang sifat-sifat khusus kepribadian yang
sehat.
1.
Perluasan Perasaan Diri
Ketika
orang menjadi matang, ia mengembangkan perhatian-perhatian di luar diri.
2.
Relasi Sosial yang Hangat
Allport
membedakan dua macam kehangatan dalam hubungan dengan orang lain, yaitu
kapasitas untuk mengembangkan keintiman dan untuk merasa terharu. Orang yang
sehat secara psikologis mampu mengembangkan relasi intim dengan orangtua, anak,
pasangan, dan sahabat. Ini merupakan hasil dari perasaan perluasan diri dan perasaan
identitas diri yang berkembang dengan baik.
3.
Keamanan Emosional
Kualitas
utama manusia sehat adalah penerimaan diri. Mereka menerima semua segi
keberadaan mereka, termasuk kelemahan-kelemahan, dengan tidak menyerah secara
pasif terhadap kelemahan tersebut. Selain itu, kepribadian yang sehat tidak
tertawan oleh emosi-emosi mereka, dan tidak berusaha bersembunyi dari
emosi-emosi itu. Mereka dapat mengendalikan emosi, sehingga tidak mengganggu
hubungan antarpribadi. Pengendaliannya tidak dengan cara ditekan, tetapi
diarahkan ke dalam saluran yang lebih konstruktif.
4.
Persepsi Realistis
Orang-orang
sehat memandang dunia secara objektif. Sebaliknya, orang-orang neurotis
kerapkali memahami realitas disesuaikan dengan keinginan, kebutuhan, dan
ketakutan mereka sendiri. Orang sehat tidak meyakini bahwa orang lain atau
situasi yang dihadapi itu jahat atau baik menurut prasangka pribadi. Mereka
memahami realitas sebagaimana adanya.
5.
keterampilan dan Tugas
Allport
menekankan pentingnya pekerjaan dan perlunya menenggelamkan diri di dalam
pekerjaan tersebut.
6.
Pemahaman Diri
Memahami
diri sendiri merupakan suatu tugas yang sulit. Ini memerlukan usaha memahami
diri sendiri sepanjang kehidupan secara objektif. Untuk mencapai pemahaman diri
yang memadai dituntut pemahaman tentang dirinya menurut keadaan sesungguhnya.
Jika gambaran diri yang dipahami semakin dekat dengan keadaan sesungguhnya,
individu tersebut semakin matang.
7.
Filsafat Hidup
Orang
yang sehat melihat ke depan, didorong oleh tujuan dan rencana jangka panjang.
Ia memiliki perasaan akan tujuan, perasaan akan tugas untuk bekerja sampai
tuntas sebagai batu sendi kehidupannya. Allport menyebut dorongan-dorongan
tersebut sebagai keterarahan (directness).
Sumber Referensi :
Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-dasar keperawatan Kesehatan
Masyarakat.Jakarta: EGC
Heri DJ. Maulana. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC
Hidayat, D.R & Herdi. (2013). Bimbingan Konseling :
Kesehatan Mental di Sekolah. Bandung:RosdaKarya
Rochman, Kholil Lur. (2010). Kesehatan Mental. Yogyakarta : Fajar Media Press
Rochman, Kholil Lur. (2010). Kesehatan Mental. Purwokerto :
Stain Press
Schultz, Duane. (1991). Psikologi Pertumbuhan.
Yogyakarta : Kanisius
Semium, OFM, Yustinus. 2006. Kesehatan Mental 1. Yogyakarta :
Penerbit Kanisius
Schultz, Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan: Model-model
Kepribadian Sehat. Yogyakarta : Penerbit Kanisius
http://books.google.co.id/books?id=CdzN2JrQRtIC&pg=PA47&lpg=PA47&dq=kepribadian+sehat+menurut+regards&source=bl&ots=LXw9__nuyL&sig=sldSkvklSqOUFJerm8xLRvA9RaU&hl=id&ei=TCjlSsCxI87ykAWNp9meAQ&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=6&ved=0CBMQ6AEwBQ#v=onepage&q=&f=false