musik

Rabu, 09 Maret 2016

Kesehatan Mental



A.      Konsep Sehat
1.      Konsep Sehat Bedasarkan 5 Dimensi
·      Dimensi emosional
Kemampuan emosional adalah kemampuan stress dan mengekspresikan emosinya yang dapat di terima oleh orang lain. Kesehatan emosi mencakup kemampuan untuk bertanggung jawab, menerima, dan menyamaikan perasaannya serta dapat menerima keterbatasan orang lain.
·      Dimensi Intelektual
Kemampuan belajar dan menggunakan informasi secara efektif antar personal, keluarga, dang pengembangan karier. Kesehatan intelektual meliputi usaha untuk secara terus-menerus tumbuh dan belajar untuk beradaptasi secara efektif dengan perubahan baru.
·      Dimensi Sosial
Kemampuan social adalah kemampuan berinteraksi secara baik dengan sesame dan lingkungannya, dapat menjaga dan mengembangkan keakraban individu, dan dapat menghargai serta toleran terhadap setiap pendapat dan kepercayaan yang berbeda.
·       Dimensi Fisik
Secara umum, manusia dalam dimensi ini mampu mempraktikan gaya hidup yang positif. Kemampuan fisik adalah kemampuan menyelesaikan tugasnya sehari-hari, pencapaian kebugaran (seperti kardiovaskular, paru, dan gastrointestinal), menjaga nutrisi tetap adekuat, dan ketepatan proporsi tubuh dari timbnan lemak, bebas dari penggunaan obat-obatan,alcohol, dan rokok.
·      Dimensi Spiritual
Percaya adanya beberapa kekuatan (seperti alam, ilmu pengetahuan, agama, dan bentuk kekuatan lain) yang diperlukan manusia dalam mengisi kehidupannya. Setiap individu memiliki nilai moral, dan etika yang dianutnya.

2.    Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental
Pada sejarahnya, kesehatan mental terbagi menajdi dua periode, yakni pada periode perkembangan kesehatan mental zaman pra-ilmiah dan periode perkembangan kesehatan mental zaman ilmiah.

Pada zaman kesehatan pra ilmiah dapat dipelajari mulai zaman purba hingga zaman renaissance. Pada zaman purba, penyakit fisik disamakan dengan penyakit mental, sehingga jika ada seorang sakit kepala, maka akan sama dengan penyakit gila yang disebabkan mantra-mantra dari orang lain yang dianggap musuh. Adapun faktor mental yang biasanya terjadi pada manusia purba dikarenakan oleh beberapa sebab, diantaranya adalah masalah kebutuhan hidup manusia purba (kebutuhan makanan) dengan hidup nomaden dan kekhawatiran perasaan saat melakukan perburuan atau menghadapi hewan buas atau predator. Pada zaman purba, manusia purba yang mengalami sakit fisik atau psikis ditolong dengan psikolog atau psikeater zaman tersebut. Para psikolog atau psikeater pada zaman purba adalah dukun-dukun yang biasanya para cendekiawan yang ada dalam kelompok. Jika ada penyakit mental atau fisik yang diderita oleh manusia purba terus berlanjut, maka dukun tidak segan-segan untuk membinasakannya.

Pada peradaban awal, orang-orang yang gangguan secara mental mulai menjadi hal yang wajar, orang-orang yang mengalami gangguan mental pada saat itu dirawat oleh tukang-tukang sihir. Pada zaman Babilonia dan Ninive, seorang tang terkena gangguan mental dihubungkan dengan setan dan penyembuhannya dilakukan dengan ritual-ritual atau upacara-upacara agama atau magis, agar setan yang ada dalam tubuh orang yang terkena gangguan mental dapat keluar. Dalam peradaban Mesir, kesehatan mental dihubungkan dengan hal-hal yang magis, meskipun peradaban dalam hal ilmu kesehatan sudah maju dan rasional dalam beberapa hal.

Pada peradaban Yahudi, orang yang terkena gangguan mental, dihubungkan dengan hukuman dari Tuhan, dan cara yang paling tepat adalah dengan melakukan taubat. Persia, kesehatan mental berhubungan dengan disebabkan oleh setan-setan, sehingga cara penyembuhan orang yang terkena gangguan mental dengan cara-cara yang magis dan keagamaan. Pada daerah China, India dan Timur Jauh, kesehatan mental seseorang ditinjau dari ketidakseimbangan alamiah antara Yin dan Yang . di India, kesehatan mental dikaitkan dengan dewa-dewa Hindu, yakni Vishnu (kekuatan baik) dan Shiva (kekuatan jahat). Di Afrika, kesehatan mental pada seseorang yang terkena gangguan mental dikaitkan dengan nenek moyang yang marah, roh-roh jahat dan musuh.

Abad Pertengahan (Abad Gelap) : Dancing mania, Ilmu Sihir (Kepercayaan terhadap Demonologi), Perawatan Pasie Sakit Mental di Lembaga; Zaman Renaissance: Switzerland, Jerman, Inggris, Prancis. Pada abad ini, exorcisme dianggap penting, (Hidayat & Herdi, 2013).

Kesehatan mental dan proses penyembuhan seorang yang sakit menggunakan mantra-mantra. Meskipun sudah dianggap modern pada ilmu kedokterannya, mantra-mantra dan jimat ini dianggap salah satu teknik yang rasional dan sah dalam ilmu kedokteran. Adapun beberapa peristiwa yang terjadi di abad pertengahan adalah dancing mania. Dancing mania atau kegilaan massa atau disebut choreomania (tarian liar) terjadi di Eropa dalam periode abad X dan XV, dimana sejumlah besar orang menari secara liar dan tak terkendali sampai kehabisan tenaga (Hidayat & Herdi, 2013).

Pada abad ke-15 sampai ke-18, gangguan mental masih dianggap dengan kerasukan setan, dengan cara penyembuhannya adalah menghukum atau menyiknya seseorang yang terkena gangguan mental. Pada abad ini juga berkembang adnaya kepercayaan hadirnya tukang-tukang sihir yang membuat sihir keada orang-orang. Sehingga, pada saat itu, yang terduga sebagai tukang-tukang sihir sangat dicari, dan berhenti secara resmi di Amerika pada tahun 1700 (Hidayat & Herdi, 2013).

Perkembangan Kesehatan Mental Zaman Ilmiah : Abad XVII-Abad XX (Prancis, Inggris, Jerman, Italia, Amerika Latin, Amerika Serikat; Psikiatri, Gangguan Mental Tidak Dianggap sebagai Orang Sakit; Gangguan Mental Dianggap Tidak Sakit; Melawan Diskriminasi terhadap Gangguan Mental.

Pada zaman Ilmiah sekitar abad ke-18 yang dilihat sebagai zaman rasio, yakni perhatian dipusatkan pada pada klasifikasi dan sistem (Hidayat & Herdi, 2013). Kemajuan dalam bidang ilmu kedokteran terlihat sangat maju, terutama dalam bidang pengobatan.

3.      Pendekatan Kesehatan Mental
·      Orientasi Klasik
orientasi klasik mengemukakan orang yang sehat berarti orang yang tidak mempunyai berbagai keluhan yang berakibat sakit untuk dirinya di dalam kehidupan sehari-hari. Seperti tidak cepat merasa lelah, cemas, tidak percaya diri, cepat putus asa, perasaan tidak berguna dan lain sebagainya. Biasanya ranah cakupan orientasi klasik ini banyak berkembang didunia kedokteran.
·      Orientasi Penyesuaian Diri
orang dikatan sehat apabila ia mampu bergaul dengan orang-orang disekitarnya. Karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan pernah bisa untuk hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.
·      Orientasi Pengembangan Potensi
orang dikatakan sehat apabila ia berhasil mengembangkan dirinya sesuai dengan bakat dan kreativitas yang ia miliki sehingga ia bisa dihargai oleh masyarakat diluar sana.

B.      Teori Kepribadian Sehat

                 I.      Aliran Psikoanalisis
·      Pandangan Psikodinamika Tentang Kepribadian Sehat
Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia. Aliran psikoanalisa melihat manusia dari sisi negatif, alam bawah sadar (id, ego, super ego), mimpi dan masa lalu. Aliran ini mengabaikan Potensi yang dimiliki oleh manusia. Manusia pada dasarnya ditentukan oleh energi psikis dan pengalaman-pengalaman dini.

Kepribadian Sehat Psikoanalisa:
a.    Pada alam pikiran tidak sadar dan kreativitas sebagai kompensasi untuk masa anak- anak yang traumatis.
b.    Individu bersifat egois, tidak bermoral, dan tidak mau tahu kenyataan.
c.    Manusia sebagai homo valens dengan berbagai dorongan dan keinginan
d.    Motif-motif dan konflik tak sadar adalah sentral dalam tingkah laku sekarang
e.    Manusia didorong oleh dorongan seksual agresif
f.      Perkembangan dini penting karena masalah-masalah kepribadian berakar pada konflik-konflik masa kanak-kanak yang direpresi.
Freud membagi mind ke dalam consciousness, preconsciousness dan unconsciousness . Dari ketiga aspekkesadaran, unconsciousness adalah yang paling dominan dan paling penting dalam menentukan perilaku manusia (analoginya dengan gunung es).
Freud juga membagi perkembangan kepribadian, tahap perkembangan psikoseksual menjadi 5 tahap/stages, yaitu :
a.      Oral
b.      Anal
c.       Phalic
d.      Laten
e.      Genital
Keperibadian yang normal (sehat) :
1) Kepribadian yang sehat menurut Freud adalah jika individu bergerak menurut pola perkembangan yang ilmiah.
2) Hasil dari belajar dalam mengatasi tekanan dan kecemasan.
3) Kesehatan mental yang baik adalah hasil dari keseimbangan antara kinerja super ego terhadap id dan ego. Prayitno (1998:42)
Dalam aliran Psikoanalisa ini bisa dibilang manusia adalah korban tekanan biologis dan konflik masa kanak-kanak. Aliran ini melihat dari sisi negative individu, alam bawah sadar (id,ego,superego, mimpi dan masa lalu. Pandangan kaum psikoanalisa, hanya memberi kepada kita sisi yang sakit atau kurang, ‘sisi yang pincang’ dari kodrat manusia, karna hanya berpusat pada tingkah laku yang neuritis dan psikotis. Sigmund freud dan orang-orang yang mengikuti ajarannya mempelajari kepribadian yang terganggu secara emosional, bukan kebribadian yang sehat; atau kebribadian yang paling buruk dari kodrat manusia, bukan yang paling baik.

               II.            Aliran Behavioristik
·         Pandangan Behavioristik Tentang Kepribadian Sehat
Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage danBerliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Aliran behaviorisme memperlakukan manusia sebagai mesin, yaitu di dalam suatu system kompleks yang bertigkah laku menurut cara-cara yang sesuai dengan hukum. Dalam pandangan kaum behavioris, individu digambarkan sebagai suatu organisme yang bersifat baik, teratur, dan ditentukan sebelumnya, dengan banyak spontanitas, kegembiraan hidup, berkreativitas, seperti alat pengatur panas.

Behaviorisme ingin menganalisis bahwa perilaku yang tampak saja yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Behaviorisme memandang pula bahwa ketika dilahirkan, pada dasarnya manusia tidak membawa bakat apa-apa. Manusia akan berkembang berdasarkan stimulus yang diterimanya dari lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang buruk akan menghasilkan manusia buruk, lingkungan yang baik akan menghasilkan manusia baik. Kaum behavioris memusatkan dirinya pada pendekatan ilmiah yang sungguh-sungguh objektif. Kaum behavioris mencoret dari kamus ilmiah mereka, semua peristilahan yang bersifat subjektif, seperti sensasi, persepsi, hasrat, tujuan, bahkan termasuk berpikir dan emosi, sejauh kedua pengertian tersebut dirumuskan secara subjektif. Fungsionalisme Menjadi dasar bagi behaviorisme melalui pengaruhnya pada tokoh utama behaviorisme. Dasar pemikiran Watson yang memfokuskan diri lebih proses mental daripada elemen kesadaran, fokusnya perilaku nyata dan pengembangan bidang psikologi pada animal psychology dan child psychology adalah pengaruh dari fungsionalisme.

Kepribadian sehat behavioristik :
a.    Manusia adalah makhluk perespon; lingkungan mengontrol perilaku.
b.    Manusia tidak memiliki sikap diri sendiri
c.    Mementingkan faktor lingkungan
d.    Menekankan pada faktor bagian
e.    Menekankan pada tingkah laku yang nampak dengan mempergunakan metode obyektif.
f.     Sifatnya mekanis mementingkan masa lalu

3 prinsip dalam aliran behaviorisme:

1) Menekankan respon terkondisi sebagai elemen atau pembangun pelaku. Kondisi adalah lingkungan external yang hadir di kehidupan. Perilaku muncul sebagai respon dari kondisi yang mengelilingi manusiadan hewan.

2) Perilaku adalah dipelajari sebagai konsekuensi dari pengaruh lingkungan maka sesungguhnya perilaku terbentuk karena dipelajari. Lingkungan terdiri dari pengalaman baik masa lalu dan yang baru saja, materi fisik dan sosial. Lingkungan yang akan memberikan contoh dan individu akan belajar dari semua itu.

3) Memusatkan pada perilaku hewan. Manusia dan hewan sama, jadi mempelajari perilaku hewan dapat digunakan untuk menjelaskan perilaku manusia.

Kaum behavioris lebih dikenal dengan teori belajar, karena menurut mereka, seluruh perilaku manusia, kecuali insting, adalah hasil belajar. Kaum behavioris sangat mengagungkan proses belajar, terutama proses belajar asosiatif atau proses belajar stimulus-respon, sebagai penjelasan terpenting tentang tingkah laku manusia.

         III.            Aliran Humanistik
·         Pandangan Humanistik Tentang Kepribadian Sehat
Menurut aliran humanistik kepribadian yang sehat, individu dituntut untuk mengembangkan potensi yang terdapat didalam dirinya sendiri. Bukan saja mengandalakan pengalaman-pengalaman yang terbentuk pada masa lalu dan memberikan diri untuk belajar mengenai suatu pola mengenai yang baik dan benar sehingga menghasilkan respon individu yang bersifat pasif.
Ciri dari kepribadian sehat adalah mengatualisasikan diri, bukan respon pasif buatan atau individu yang terimajinasikan oleh pengalaman-pengalaman masa lalu. Aktualisasi diri adalah mampu mengedepankan keunikan dalam pribadi setiap individu, karena setiap individu memiliki hati nurani dan kognisi untuk menimbang-nimbang segala sesuatu yang menjadi kebutuhannya. Humanistik menegaskan adanya keseluruhan kapasitas martabat dan nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri dan mengatualisasikan diri.

Menurut Abraham Maslow Orang yang sehat secara Psikologis adalah orang yang terpenuhi akan kebutuhan-kebutuhan ini
1)    Kebutuhan-kebutuhan fisiologis (the physiological needs)
2)    Kebutuhan-kebutuhan rasa aman (the safety needs / the security needs)
3)    Kebutuhan rasacinta dan memiliki (the love and belongingness needs)
4)    Kebutuhan akan penghargaan diri (the self-esteem needs)
5)    Kebutuhan akan aktualisasi diri (the self-actualization needs)
                                                                                                                           
·        Membedakan Aliran Psikoanalisis, Behaviorisme, Humanistik Tentang Kesehatan Mental
Psikoanalisa
melihat manusia dari sisi negatif, alam bawah sadar (id, ego, super ego), mimpi dan masa lalu. Aliran ini mengabaikan Potensi yang dimiliki oleh manusia. Pandangan kaum psikoanalisa, hanya memberi kepada kita sisi yang sakit atau kurang, ‘sisi yang pincang’ dari kodrat manusia, karna hanya berpusat pada tingkah laku yang neuritis dan psikotis.

Behaviorisme
memperlakukan manusia sebagai mesin, yaitu di dalam suatu system kompleks yang bertigkah laku menurut cara-cara yang sesuai dengan hukum. Dalam pandangan kaum behavioris, individu digambarkan sebagai suatu organisme yang bersifat baik, teratur.

Humanistik
menganggap setiap orang memiliki kemampuan untuk lebih baik, manusia jauh lebih banyak memiliki potensi.

        IV.            Pendapat Allport
·    Perkembangan Propium Sebagai Dasar Perkembangan Kepribadian Yang Sehat
Proprium adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan ego. Proprium menggambarkan ego sebagai sesuatu yang dengan segera dapat kita sadari meliputi perasaan jasmaniah, identitas diri, harga diri, rasa keakuan, gambaran diri. Proprium tidak dibawa sejak lahir melainkan berkembang karena perkembangan individu. Allport menghindari ego sebagai penggerak utama kepribadian.
1.“Diri” Jasmaniah
2. Identitas-diri.
3. Harga-diri.
4. Perluasan diri.
5. Gambaran diri.
6. Diri sebagai Pelaku Rasional.
7. Perjuangan proprium

·      Ciri – Ciri Keprbadian Yang Matang Menurut Allport
Berikut adalah tujuh kriteria dari Allport tentang sifat-sifat khusus kepribadian yang sehat.
1. Perluasan Perasaan Diri
Ketika orang menjadi matang, ia mengembangkan perhatian-perhatian di luar diri.
2. Relasi Sosial yang Hangat
Allport membedakan dua macam kehangatan dalam hubungan dengan orang lain, yaitu kapasitas untuk mengembangkan keintiman dan untuk merasa terharu. Orang yang sehat secara psikologis mampu mengembangkan relasi intim dengan orangtua, anak, pasangan, dan sahabat. Ini merupakan hasil dari perasaan perluasan diri dan perasaan identitas diri yang berkembang dengan baik.
3. Keamanan Emosional
Kualitas utama manusia sehat adalah penerimaan diri. Mereka menerima semua segi keberadaan mereka, termasuk kelemahan-kelemahan, dengan tidak menyerah secara pasif terhadap kelemahan tersebut. Selain itu, kepribadian yang sehat tidak tertawan oleh emosi-emosi mereka, dan tidak berusaha bersembunyi dari emosi-emosi itu. Mereka dapat mengendalikan emosi, sehingga tidak mengganggu hubungan antarpribadi. Pengendaliannya tidak dengan cara ditekan, tetapi diarahkan ke dalam saluran yang lebih konstruktif.
4. Persepsi Realistis
Orang-orang sehat memandang dunia secara objektif. Sebaliknya, orang-orang neurotis kerapkali memahami realitas disesuaikan dengan keinginan, kebutuhan, dan ketakutan mereka sendiri. Orang sehat tidak meyakini bahwa orang lain atau situasi yang dihadapi itu jahat atau baik menurut prasangka pribadi. Mereka memahami realitas sebagaimana adanya.
5. keterampilan dan Tugas
Allport menekankan pentingnya pekerjaan dan perlunya menenggelamkan diri di dalam pekerjaan tersebut.
6. Pemahaman Diri
Memahami diri sendiri merupakan suatu tugas yang sulit. Ini memerlukan usaha memahami diri sendiri sepanjang kehidupan secara objektif. Untuk mencapai pemahaman diri yang memadai dituntut pemahaman tentang dirinya menurut keadaan sesungguhnya. Jika gambaran diri yang dipahami semakin dekat dengan keadaan sesungguhnya, individu tersebut semakin matang.
7. Filsafat Hidup
Orang yang sehat melihat ke depan, didorong oleh tujuan dan rencana jangka panjang. Ia memiliki perasaan akan tujuan, perasaan akan tugas untuk bekerja sampai tuntas sebagai batu sendi kehidupannya. Allport menyebut dorongan-dorongan tersebut sebagai keterarahan (directness).

Sumber Referensi :
Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-dasar keperawatan Kesehatan Masyarakat.Jakarta: EGC
Heri DJ. Maulana. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC
Hidayat, D.R & Herdi. (2013). Bimbingan Konseling : Kesehatan Mental di Sekolah. Bandung:RosdaKarya 
Rochman, Kholil Lur. (2010). Kesehatan Mental. Yogyakarta  : Fajar Media Press
Rochman, Kholil Lur. (2010). Kesehatan Mental. Purwokerto : Stain Press
Schultz, Duane. (1991). Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta  : Kanisius
Semium, OFM, Yustinus. 2006. Kesehatan Mental 1. Yogyakarta : Penerbit Kanisius
Schultz, Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan: Model-model Kepribadian Sehat. Yogyakarta : Penerbit Kanisius
http://books.google.co.id/books?id=CdzN2JrQRtIC&pg=PA47&lpg=PA47&dq=kepribadian+sehat+menurut+regards&source=bl&ots=LXw9__nuyL&sig=sldSkvklSqOUFJerm8xLRvA9RaU&hl=id&ei=TCjlSsCxI87ykAWNp9meAQ&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=6&ved=0CBMQ6AEwBQ#v=onepage&q=&f=false