Pada Dasarnya kepuasan kerja itu bersifat
individual karena setiap orang memiliki tingkat kepuasan yang berbeda beda,
semakin banyak hal hal dalam pekerjaannya yang sesuai dengan keinginkan atau
harapan karyawan maka akan semakin besar pula peluang kepuasan kerja yang
dirasakan seorang karyawan. Kepuasan kerja sangat berhubungan dengan hasil
kerja karyawan, jadi ketika seorang karyawan memiliki kepuasan kerja secara
otomatis karyawan akan berusaha untuk menyelesaikan atau melakukan tugasnya dengan
baik. Dengan begitu seorang karyawan dapat melalukan pencapaian yang baik bagi
sebuah organisasi atau perusahaan.
B. Teori
Menurut Kreitner dan Kinicki (2001;271) kepuasan kerja adalah
“suatu efektifitas atau respons emosional terhadap berbagai aspek
pekerjaan”.
Davis dan Newstrom (1985;105) mendeskripsikan “kepuasan kerja adalah
seperangkat perasaan pegawai tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan
mereka”.
Menurut Robbins (2003;78) kepuasan kerja adalah “sikap umum terhadap
pekerjaan seseorang yang menunjukkan perbedaan antara jumlah penghargaan yang
diterima pekerja dan jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka terima”.
C. Kasus
Ikbal bekerja pada suatu perusahaan yang menuntut dirinya untuk
bekerja kejar target dan sesekali bekerja lembur tapi perusahaan tempat ikbal bekerja kurang
mensejahterakan karyawannya seperti kurang memberikan pelatihan serta gaji
karyawan yang tidak sesuai dengan tenaga yang dikeluarkan, akhirnya ikbal
memutuskan keluar dari pekerjaan tersebut. Ikbal mulai melamar pekerjaan baru
dengan harapan mendapatkan gaji yang sesuai keinginannya (sekitar 3.5 juta
perbulan) akhirnya ikbal diterima bekerja diperusahaan baru dan mendapatkan
gaji 3.8 juta perbulan, jika ikbal bekerja lembur maka akan mendapatkan bonus
yang ditambahkan dengan gaji bulanannya, selain itu perusahaan baru ikbal suka
mengadakan pelatihan untuk peningkatan skill karyawan. Dengan begitu ikbal
merasa betah bekerja ditempat yang baru dan bekerja dengan Mengerahkan kemampuan maksimalnya.
D. Analisis
Pada perusahaan pertama terlihat bahwa perusahaan tidak bisa
memberikan sesuatu yang diinginkan karyawan sehingga karyawan tidak memiliki
kepuasan dalam bekerja, berbeda dari perusahaan kedua dimana perusahaan kedua
mengerti apa yang menjadi keinginan karyawan sehingga dapat memotivasi karyawan
untuk bekerja dengan maksimal sehingga bisa merasakan kepuasan dalam bekerja
karena dengan karyawan yang memiliki kepuasan kerja mereka akan bekerja dengan
semaksimal mungkin dan hal ini dapat memajukan perusahaan tersebut.
E. Referensi
eprints.uny.ac.id/7518/3/BAB%202-09409131010.pdf
Nama : Marlinda Diah Nur'aini
Kelas : 3PA19
NPM : 16514418