Pendahuluan
Apa yang kalian pikir pertama
kali jika mendengar kata kekuasaan? Pasti kalian
berpikir seseorang yang berkuasa atas sesuatu, tidak salah jika memang berpikir
seperti itu, setiap orang ingin
memiliki kekuasaan agar dapat merubah/mempengaruhi tingkah laku orang lain
sesuai dengan yang kita diingikan. Kekuasaan biasanya
berbentuk hubungan antara yang memerintah dan yang diperintah. Mempengaruhi
disini juga merupakan inti penting dari kepemimpinan dimana seseorang memiliki
kemampuan lebih untuk mempengaruhi orang-orang yang berada dilingkungannya
sehingga mereka mau mencapai tujuan yang diinginkan, kepemimpian (leadership)
merupakan sikap yang harus dimiliki seorang pemimpin. Selain kekuasaan dan
kepemimpinan, motivasi juga perlu dikaitkan diantara keduanya. Apa sih
pentingnya motivasi? Motivasi
merupakan hal yang penting karena setiap orang pasti
membutuhkan dukungan mental agar dapat bertahan dalam menjalani proses hidup. Lebih lengkapnya mari kita bahas lebih mendalam
ketiganya...
Teori
I. Kekuasaan
Definisi menurut beberapa ahli :
Kekuatan adalah kemampuan untuk membujuk atau mempengaruhi perilaku (Amitai Etzoini)
Kekuasaan merupakan kemampuan untuk menggunakan kekuatan (R. Beirstedt)
Kekuasaan adalah
dominasi, yaitu kemampuan untuk melaksanakan kemauan kendatipun orang lain
menentangnya (C. Wright Mills)
Kekuasaan adalah kemampuan untuk
dalam suatu hubungan sosial, melakukan kemauan sendiri sekalipun mengalami
perlawanan dan apa-pun dasar kemampuan ini (Max Weber)
Bisa kita
simpulkan kekuasaan merupakan kemampuan
mempengaruh perilaku dengan menggunakan kekuatan agar sesuai dengan apa yang
diinginkan meskipun orang lain menentangnya.
Bedasarkan basis kekuasaan dimana
seseorang dapat berkuasa, dalam kenyataannya dapat dibedakan sebagai berikut:
- Kekuasaan Memaksa, kekuasaan bedasarkan rasa takut dengan mengunakan ancaman hukuman.
- Kekuasaan Ahli, kekuasaan bedasarkan keahlian khusus tertentu yang bernilai tinggi atau kemampuan yang dimilikinya dalam bidang tertentu.
- Kekuasaan Legitimasi, kekuasaan kedudukan formal secra remi dalam struktural organisasi.
- Kekuasaan Menghargai, kekuasaan bedasarkan kemampuan untuk memberikan penghargaan atau imbalan yang dipandang sebagai sesuatu yang berharga.
- Kekuasaan Referensi, kekuasaan bedasarkan pad kepemilihan sumber daya atau ciri kepribadian tertentu yang diinginkan dan diperlukan oleh individu atau kelompok.
- Kekuasaan informasi, kekuasaan bedasarkan pada pemilihan akses informasi atau data/keterangan yang relevan dan penting bagi kelompok atau organisasi.
- Kekuasaan Hubungan, kekuasaan bedasarkan adanya hubungan baik antara dirinya dengan orang-orang tertentu yang dipandang penting atau berpengaruh.
- Kekuasaan Kharisma, kekuasaan bedasaekan ciri khas kepribadian tertentu.
- Kekuasaan Jabatan, kekuasaan bedasarkan pada suatu posisi atau jabatan tertentu dalam kelompok atau organisasi.
- Kekuasaan Pribadi, kekuasaan bedasarkan yang bersumber antar pribadi atau terindividu pada pribadi yang bersangkutan.
Kepemimpinan sebagai suatu proses
mempengaruhi kegiatan-kegitan sekelompok orang yang terorgnisasi dalam usaha
mereka menetapkan dan mencapai tujuan. (Raplh M. Stogdill)
Kepemimpinan merupakan suatu proses mengenai pengarahan dan
usaha unruk mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan anggota kelompok.
(Stoner)
Menurut Chapman yang dikutip Dale
Timpe, lima landasan kepemimpinan yang kokoh adalah:
- Cara berkomunikasi
- Pemberian motivasi
- Kemampuan memimpin
- Pengambilan keputusan
- Kekuasaan yang positif
Tipe gaya kepemimpinan:
- Kepemimpinan otokratis merujuk kepada tingkat pengendalian yang tinggi tanpa kebebasan dan partisipasi anggota dalam pengambilan keputusan. Pemimpin bersifat otoriter, tidak bersedia mendelegasikan weweang dan tidak menyukai partisipasi anggota.
- Kepemimpinan demokratis merujuk kepada tingkat pengendalian yang longgar, namun pemimpin sangat aktif dalam menstimulasi diskusi kelompok dan pengambilan keputusan kelompok, kebijakan atau keputusan diambil bersama, komunikasi berlangsung timbal balik, dan prakarsa dapat berasal dari pimpinan maupun dari anggota.
- Kepemimpinan laissez-faire, menyerahkan atau membiarkan anggota untuk mengambil keputusan sendiri, pemimpin memainkan peran pasif, dan hampir tidak ada pengendalian/pengawasan, sehingga keberhasilan organisasi ditentukan oleh individu atau orang per orang.
Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandi dengan munculnya "feeling" dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. (Mc. Donald)
Motivasi merupakan kekuatan atau tenaga yang dapat memberikan dorongan pada kegiatan yang dikehendaki dega asas dan tujuan yang hendak dimaksudkan. (Amir Daim Indrakusuma)
Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang untuk berpretasi mencapai tujuan. (Wahgo Sumijo)
Jadi motivasi merupakan dorongan yang membuat seseorang melakukan perbuatan untuk mencapai apa yang menjadi tujuannya.
Dari pengertian
yang dikemukakan Mc.Donald ini mengandung tiga elemen penting yaitu;
- Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia.
- Motivasi ditandai dengan munculnya rasa dan afeksi seseorang.
- Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan.
Jenis motivasi, terbagi menjadi :
a. Motivasi intrinsik, yaitu dorongan yang berasal dari dalam diri
sendiri. Motivasi ini tidak
memerlukan rangsangan dari luar.
b. Motivasi ekstrinsik, yaitu
dorongn yang berasal dari luar diri sendiri.
Motivasi ini bukan berarti
motivasi yang tidak bai karena jenis motivasi apapun akan menghasilkan prestasi
yang lebih baik, namun motivasi ekstrinsik akan mudah hilang dari dalam diri
karena bukan diri kita sendiri yang menentukan.
Kasus
Dalam sebuah perusahan setiap harinya karyawan bekerja bedasarkan jadwal
yang sudah dibuat oleh supervisor. Misalnya karyawan diminta untuk memproduksi
suatu barang dalam jumlah yang sudah ditentukan sebelumnya, artinya setiap hari
karyawan bekerja dibawah pengaturan dan pengawasan dari supervisor. Jika
karyawan sudah bekerja dengan baik dan mencapai standar yang ditentukan maka
supervisor mempunyai tanggung jawab untuk memberikan promosi jabatan kepada
karyawan atau hanya sekedar membeikan reward atas hasil produksi kerja
karyawan, sebaliknya jika seorang karyawan tidak bekerja dengan baik bisa saja
supervisor akan menegur dan memberikan hukuman kepada karyawan tersebut.
Analisa
Sebagai supervisor yang mengatur banyak karyawan hendaknya harus memiliki sikap kepemimpinan (leadership) dengan begitu seorang supervisor dapat mengarahkan karyawan-karyawannya untuk bisa mencapai target/tujuan yang sudah ditentukan oleh perusahaan. Selain itu dengan kekuasaan yang dimiliki supervisor, dia dapat membuat jadwal kerja atau target produksi kepada karyawan-karyawan. Seorang supervisor juga memberikan motivasi kepada karyawannya dalam bentuk pemberian reward atau promosi jabatan kepada karjawan yang sudah bekerja dengan baik dan sesuai standar yang ditetapkan. Kerjasama antara supervisor dan karyawan semata-mata dilakukan untuk satu tujuan bersama dalam sebuah organisasi.
Sebagai supervisor yang mengatur banyak karyawan hendaknya harus memiliki sikap kepemimpinan (leadership) dengan begitu seorang supervisor dapat mengarahkan karyawan-karyawannya untuk bisa mencapai target/tujuan yang sudah ditentukan oleh perusahaan. Selain itu dengan kekuasaan yang dimiliki supervisor, dia dapat membuat jadwal kerja atau target produksi kepada karyawan-karyawan. Seorang supervisor juga memberikan motivasi kepada karyawannya dalam bentuk pemberian reward atau promosi jabatan kepada karjawan yang sudah bekerja dengan baik dan sesuai standar yang ditetapkan. Kerjasama antara supervisor dan karyawan semata-mata dilakukan untuk satu tujuan bersama dalam sebuah organisasi.
Gaya Kepemimpinan Para Tokoh
1. Ir. Soekarno
Siapa yang tidak kenal dengan sosok sang
proklamator kemerdekaan ini, ya beliau adalah Ir. Soekarno tokoh paling berjasa
yang tidak akan pernah terlupakan oleh setiap warga negara Indonesia berkat
perjuangannya. Saat kepemimpinannya Ir. Soekarno merupakan pemimpin yang
percaya diri, penuh dengan ide-ide baru, dan memiliki daya tarik yang kuat.
Beliau memiliki suara yang lantang dan tegas saat berpidato membuat setiap
orang yang mendengarnya serasa tersihir dan bersemangat untuk berjuang demi
kemerdekaan, bisa dibilang gaya kepemimpinan baliau merupakan tipe khatismatis
dimana beliau memiliki kekuatannya tersendiri sehingga mampu mempengaruhi
orang-orang disekitarnya.
2. Soeharto
Soeharto merupakan mantan presiden pada masa
orde baru. Saat menjabat sebagai presiden beliau merupakan pemimpin yang sangat
otoriter. Pada awal masa kepemimpinannya rakyat dapat hidup sejahtera karena
harga kebutuhan pokok yang terjangkau namun disisi lain rakyat tidak dapat
bebas dalam bersuara, kebebasan rakyat dibatasi dengan banyak peraturan,
beliau juga merupakan pemimpin yang suka memberikan perintah.
Gaya kepemimpinan presiden kedua Indonesia ini merupaka tipe Militeristik yaitu
lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando, keras dan sangat otoriter
dalam mengatur segala urusan negara.
3. Susilo Bambang Yudhoyono
Susilo bambang yudhoyono terkenal sebagai mantan
presiden yang sosoknya demokratis. Beliau suka melibatkan bawahannya serta
rakyat dalam mengambil sebuah keputusan walau begitu beliau tetap yang berkuasa
dan menentukan sebuah keputusan. Dengan gaya epemimpinannya yang demokratis
bisa saja menyulitkan beliau saat memutuskan sesuatu hal karena terlalu banyak
mendapatkan masukan dari berbagai pihak. Beliau juga kadang merupakan tipe
pemimpin yang pemisif karena beliau sulit untuk konisten dan
memutuskan susuatu.
4. Joko Widodo
Presiden yang akrab dengan sebutan
jokowi, merupakan pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan yang pragmatis dan
membumi. Beliau sering sekali melakukan “blusukan” atau turun langsung
kelapangan untuk memantau permasalahan yang ada agar segera dapat menemukan
solusi untuk penyelasiannya, presiden jokowi juga sangat transpaan dalam
menyampaikan informasi-informasi kepada rakyat jadi rakyat dapat tahu anggaran
negara digunakan untuk apa saja dan dapat meminimalisir terjadinya tidak
korupsi.
Daftar Referensi
Soekarso., Iskandar Putong. (2015). KEPEMIMPINAN:
Kajian Teoritis Dan Praktis
Volume 1 Dari Kepemimpinan Edisi 1. Jakarta: Buku & Karya Iskandar Putong.
Http://Staff.Uny.Ac.Id/Sites/Default/File /KEKUASAAN,%20KEWENANGAN%20DAN%20LEGITIMASI.Pdf Diakses 16 Oktober 2016
Volume 1 Dari Kepemimpinan Edisi 1. Jakarta: Buku & Karya Iskandar Putong.
Http://Staff.Uny.Ac.Id/Sites/Default/File /KEKUASAAN,%20KEWENANGAN%20DAN%20LEGITIMASI.Pdf Diakses 16 Oktober 2016
Umar, Husein. (2003). Business An
Introduction. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Http://Staff.Uny.Ac.Id/Sites/Default/Files/Tmp/C%202011-13%20Teori%20Kepemimpinan.Pdf
Diakses 16 Oktober 2016
Http://Eprints.Uny.Ac.Id/8469/3/Bab%202%20-08502244024.Pdf
Diakses 16 Oktober 2016
Tangkilisan, Hessel Nogi. (2005). Manajemen Publik. Jakarta: Grasindo
Sabsari, Sri. (2015). Bimbingan & Kons SMA Kls
XII (2005). Jakarta: Grasindo
Nama : Marlinda Diah Nur'aini (16514418)
Kelas : 3PA19
Senin, 17 Oktober 2016