musik

Minggu, 30 April 2017

Psikoterapi dalam Psikoanalisis Menganalisa Psikopatologis bedasarkan Perkembangan Psikoseksual

Nama : Marlinda Diah Nur'aini
Npm : 16514418
Kelas : 3PA19


Psikoterapi adalah suatu interaksi sistematis antara klien dan terapis yang menggunakan prinsip-psinsip psikologis untuk membantu menghasilkan perubahan dalam tingkah laku, pikiran dan perasaan klien supaya membantu klien mengatasi tingkah laku abnormal dan memecahkan masalah-masalah dalam hidup atau berkembang sebagai seorang individu.
Orang yang melakukan psikoterapi disebut Psikoterapis (Psychotherapist). Seorang biasa dari kalangan dokter, psikolog atau orang dari latarbelakang apa saja yang mendalami ilmu psikologi dan mampu melakukan psikoterapi.


Bentuk-bentuk psikoterapi itu sendiri ada banyak, diantaranya adalah Psikoanalisa terapi yang dikemukakan oleh Freud. Terapi psikoanalisis ini merupakan pengembangan dari teori-teori psikoanalisa dari Sigmund freud, pada teori ini Freud memusatkan perhatiannya pada pentingnya masa kanak-kanak awal. Dalam pandangan ini benih-benih dari gangguan psikologi sudah ditanamkan pada tahun-tahun awal pertumbuhan


Dasar dari terapi psikoanalisa adalah konsep dari Sigmund Freud dan beberapa pengikutnya. Tujuan dari psikoanalisa adalah menyadarkan individu dari konflik yang tidak disadari serta mekasisme pertahanan (defense mechanism) yang digunakan untuk mengembalikan kecemasan. Apabila motif dan rasa takut yang tidak disadari telah diketahui, maka hal-hal tersebut dapat diatasi dengan cara yang lebih rasional dan realistis.
Psikoanalisis adalah pengetahuan psikologi yang menekankan pada dinamika, faktor-faktor psikis yang menentukan perilaku manusia, serta pentingnya pengalaman masa kanak-kanak dalam membentuk kepribadian masa dewasa. Dalam psikoanalisis ini ia memiliki beberapa pandangan, antara lain: kesadaran dan ketidaksadaran, struktur kepribadian, insting dan kecemasan, mekanisme pertahanan ego dan perkembangan psikoseksual (dalamBasuki, 2008).
Struktur Kepribadian : Menurut Freud kepribadian terdiri atas tiga system atau aspek, yaitu:

a. Id (aspek biologis),
b. Ego (aspekp sikologis)
c. Superego (aspek sosiologis).

Psikoanalisis dalam pengertian lain (Hjelle& Ziegler, 1992): Teori mengenai kepribadian & psikopatologi, serta metode terapi untuk gangguan kepribadian teknik untuk menyelidiki pikiran & perasaan individu yang tidak disadari.
Menurut Freud psikopatologi sebagai masalah dalam perkembangan, yaitu terganggunya kepribadian individu pada saat melewati tahap-tahap psikoseksual. Bagi Freud, perkembangan kepribadian sebagai sesuatu yang komulatif, sehingga gangguan pada masa awal perkembangan akan menjadi peristiwa traumatik yang berpengaruh sampai individu dewasa.
Psikopatologi menurut psikoanalisis ada beberapa jenis yaitu : histeria, fobia, obsesi-kompulsi, depresi, dan ketagihan obat (Alwisol, 2005 : 45).

a. Histeria
Histeria merupakan gangguan fisik, misalnya lumpuh, tuli, buta, dst. Yang penyebabnya bukan factor jasmaniah tetapi factor kejiwaan. Menurut Freud hysteria merupakan transformasi dari konflik-konflik psikis menjadi mal fungsi fisik.

b. Fobia
Fobia adalah ketakutan yang tidak realistis. Freud memandang gangguan ini sebagai dampak dari kecemasan yang dialihkan, bias berupa kecemasan yang berkaitan dengan impuls seksual maupun kecemasan akibat peristiwa traumatis.

c. Obsesi-kompulsi
Obsesi adalah ide tertentu yang selalu melekat pada diri seseorang sedangkan kompulasi adalah dorongan (bersifat paksaan dari dalam) untuk melakukan tindakan tertentu, yang sebenarnya tidak perlu, secara berulang-ulang .

d. Depresi
Depresi merupakan gangguan jiwa dengan gejala-gejala perasaan tidak mampu, tidak berguna dan berharga. Menurut Freud, depresi berakar pada kehilangan cinta berkenaan dengan oedipus complex, sehingga dia marah pada diri sendiri

e. Ketergantungan pada alcohol dan obat-obatan
Menurut Freud ketergantungan seseorang pada alcohol maupun obat-obatan dilator belakangi oleh instink kematian (thanatos) yang ada pada orang yang bersangkutan.

Perkembangan Psikoseksual

Freud mengatakan bahkan setiap orang mempunyai seksualitas anak-anak (infantile sexuality) yaitu dorongan seksual yang terdapat pada bayi. Dorongan ini akan berkembang terus menjadi dorongan seksualitas pada orang dewasa, melalui beberapa tahap perkembangan, yaitu:

a. Oral (0-2 tahun): daerah kepuasan seksual terdapat pada area sekitar mulut.
b. Anal (2-3 tahun): daerah kepuasan seksual terdapat pada anus.
c. Phalic (3-6 tahun): daerah kepuasan terdapat pada alat kelamin (mulai mengerti jenis kelaminnya) namun tidak bertujuan untuk mengembangkan keturunan.
d. Latent (6-12 tahun): fase ini adalah fase sembunyi dimana seseorang tidak menunjuk anak aktivitas seksualnya.
e. Genital (+12 tahun): fase remaja kepuasan seks terutama berpusat pada alat kelamin.


Referensi

http://psikopatologi.blogspot.co.id/2015/10/psikoanalisis.html
http://www.psychologymania.com/2011/10/pengertian-psikoterapi.html
Alwisol. (2004). Psikologi kepribadian. Malang: Universitas muhammadyah malang.
Tomb, D.A. (2000). Buku saku psikiatri: Edisi keenam. Jakarta: EGC